watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

PIJATAN GURU OLAHRAGA

Aku adalah seorang isteri dari seorang karyawan
swasta. Aku punya anak dua. Yang kedua kelas
satu. Aku sering nungguin anakku yang kedua di
sekolahnya, terutama waktu olah raga.
Guru olah raga anakku bernama Pak Jono. Ia
suka sekali bercanda dan berhumor. Tubuhnya
tinggi, kurang lebih 175 cm dan berbadan besar
dan kekar. Warna kulit agak hitam. Ia baru saja
bercerai dengan isteri 4 bulan yang lalu. Jadi ia
seorang duda. Selain ia guru olah raga, ia pun
pintar memijat. Banyak guru lain minta dipijet
olehnya.
Ketika olah raga seperti biasanya ia memakai
celana training. Sambil menunggu anakku aku
memperhatikan ia yang sedang olah raga
bersama murid-murid kelas dua. Begitu aku
memperhatikan diantara selangkangannya aku
lihat tonjolan yang memanjang dan besar. Aku
berkata dalam hatiku, wuh panjang dan besar
sekali barangnya.
Suamiku hobi dipijat. Tukang pijat langganannya
selama ini adalah pemijat tunanetra.
“Guru olah di sekolah anak kita pintar memijat,
ngerti urat lagi katanya. Coba saja mas!”
kubilangi suamiku.
“Boleh juga kita panggil ke sini malam minggu
depan. Mau enggak dia ngurut malam-malam?”
“Enggak tahu ya .. Coba aku tanyakan besok ya.”
Keesokan harinya aku pergi ke sekolahan dan
bertemu dengan Pak Jono.
“Pak, mau enggak mijetin suami saya?” tanyaku.
“Tapi kalo bisa malam hari, Pak.”
“Boleh juga asalkan ongkosnya mahal,” katanya
sambil bercanda.
Setelah suamiku pulang kantor sambil makan
malam aku ceritakan padanya bahwa Pak Jono
mau.
“Boleh panggil ke sini tapi malam sekitar jam
22.00,” kata suamiku.
Sampai waktu yang ditentukan Pak Jono datang
ke rumahku. Ia ngobrol dengan suamiku sambil
bercanda sehingga baru saja kenal suamiku
merasa akrab dengannya. Aku duduk di dekat
suamiku menemaninya. Kemudian suamiku
menyuruhku merapikan kamar depan dekat
ruang tamu.
Mulailah suamiku dipijet oleh Pak Jono sambil
ngobrol ngalor-ngidul. Pak Jono banyak
ngebanyol karena memang ia hobi bercanda.
Aku nonton TV sambil tiduran di sofa ruang
tamu ngedengerin obrolan Pak Jono dan
suamiku.
Suamiku mulai bercerita agak serius dengan
suara pelan-pelan.
“Aku ini tidak kuat dalam dalam hubungan
seksual. Kenapa, ya? Jadinya isteriku suka
marah-marah kalau hubungan intim. Kalau Pak
Jono bagaimana dengan isteri Anda?”
“Saya sekarang duda sudah 4 bulan. Kalau dulu
sebelum cerai saya kebalikan bapak. Ia
kewalahan dengan kemampuan saya sampai ia
minta cerai.”
“Wah, hebat kamu ini, Pak.”
Pak Jono yang biasanya suka bercanda mulai
berbicara serius.
“Mungkin Bapak terlalu lelah, atau mungkin
punya Bapak terlalu kecil dan pendek. Bapak urut
yang membesarkan dan memanjangkan saja.
Saya hanya bisa mengeraskan saja. Kalau
memanjangkan dan membesarkan aku tidak
bisa,” katanya pada suamiku.
“Wah, tukang urut yang memanjangkan dan
membesarkan itu banyak yang bohong,” kata
suamiku.
“Ada yang bener, Pak. Ada teman saya berhasil
dari 13 menjadi 17 cm dan menjadi besar lagi,”
kata Pak Jono berusaha meyakinkan.
“Pak Jono pernah nyoba enggak?” tanya
suamiku selanjutnya.
“Saya tidak perlu karena punya saya sudah
sangat panjang dan besar. Panjangnya 19 cm
dan besarnya 4,5 inch,” jawab Pak Jono sambil
tertawa. “Kalau punya bapak berapa?”
“Punya saya panjangnya 12 cm besarnya 2,5
inch.”
Mendengar obrolan suamiku dan Pak Jono aku
berkata dalam hatiku.
“Wuh… besar dan panjang sekali punya Pak
Jono, pantesan tonjolannya panjang dan besar
dan itu belum bangun. Apalagi kalau barangnya
sudah bangun.”
Aku jadi berkhayal, kalau seandainya…. Wah,
nikmat sekali…
Setelah mereka selesai aku pura-pura tidur.
Kemudian suamiku membangunkan aku.
“Bagaimana, Mas? Cocok enggak pijetan Pak
Jono?” tanyaku setelah Pak Jono pulang.
“Wah bagus sekali, lebih bagus daripada
langganan saya. Sekarang saya mau langganan
sama Pak Jono saja. Saya sudah bilang kalau
saya mau pijet tiap malam minggu.”
“Kalau kamu mau juga, boleh coba malam
minggu depan. Pijetannya bagus kok. Badanku
rasanya enteng dan enak sekali,” kata suamiku
“Aku mau, tapi malu mas, nanti ia cerita di
sekolahan.”
“Ya enggak sih, nanti kita bilangin jangan cerita-
cerita pada orang lain.”
Keesokan harinya saya ketemu Pak Jono. Sambil
tersenyum, ia langsung bertanya padaku.
“Bagaimana Bu? Cocok enggak Bapak dengan
pijetan saya?” tanya Pak Jono padaku.
“Cocok sekali… Malam minggu depan bapak
disuruh suamiku pijet lagi. Bahkan suamiku mau
langganan.”
“Ya.. Bapak sudah bilang sama saya.”
Setelah suamiku menawarkan untuk diurut oleh
Pak Jono, hatiku tidak karuan, membayangkan
bermacam-macam, bercampur takut dan ingin
merasakan sesuatu. Karena memang aku jarang
menemukan kepuasan dengan suami. Selain
punya suamiku lemes, barang kecil dan pendek
dan tidak tahan lama.
Hampir-hampir setiap malam aku
membayangkan penis punya Pak Jono. Aku
berkata dalam hati, barang Pak Jono pasti
kehitam-hitaman, besar dan panjang. Biasanya
orang yang agak hitam itu kuat, mana badannya
tinggi, besar dan kekar. Pokoknya sangat jantan.
Kayak apa kalau badan yang besar itu menindiku
dan memelukku keras-keras, sementara
badanku langsing seperti ini, dan tinggiku hanya
155 cm. Apa kuat aku ditindih badan raksasa itu.
Apa bisa masuk barang sebesar itu ke lobangku
yang kecil ini. Apa tidak mentok kesakitan bila
barang yang keras dan panjang ditekan ke
lobangku dengan tenaga yang raksasa.
Pokoknya aku membayangkan antara takut dan
ingin merasakan.
Kata teman-temanku barang gede dan panjang
itu sangat nikmat sekali. Saking nikmatnya,
katanya sampai ngeyut ke ubun-ubun.
Malam ini malam minggu, Pak Jono akan datang.
Hatiku berdebar-debar. Jam menunjukkan 21.30.
Tak lama kemudian Pak Jono datang. Suami
mempersilahkan masuk, dan bilang padanya
bahwa aku mau juga dipijet malam ini, dan
suamiku minta tidak bercerita macam-macam ke
orang lain. Pak Jono menjawab, “Ya, tidak dong,
Pak.”
Suamiku mulai diurut. Kurang lebih jam 23.00
suamiku selesai diurut.
Sekarang giliran aku yang akan diurut. Aku pakai
kain sarung. Suamiku tiduran di sofa di ruang
tamu sambil nonton TV.
Aku mulai tengkurep, hatiku dag-dig-dug. Pak
Jono mulai menyingkap kain sarungku di bagian
betis dan memegang betisku sambil mengurut
pelan-pelan, aku merinding merasakan urutan
Pak Jono, karena sebelumnya aku
membayangkan sesuatu yang nikmat.
Kini Pak Jono membisu seribu bahasa tidak
seperti biasanya suka bercanda dan berhumor,
mungkin menikmati pandangan terhadap betisku
yang mulus. Maklum ia menduda 4 bulan.
Semakin merinding dan berdebar-debar hatiku
ketika Pak Jono meletakkan kakiku ke pahanya.
Sambil mengurut ia maju sedikit-sedikit sehingga
kakiku menyentuh ke bagian selangkangannya
sehingga terasa kakiku menyentuh benjolan
yang mulai mengeras.
Dengan suara pelan dan terpatah-patah Pak Jono
bertanya.
“Paha ibu mau diurut?”
“Ya pak, memang di bagian itu agak terasa nyilu-
nyilu. Pelan ya, Pak,” aku pun menjawab dengan
suara pelan.
Pak Jono mulai menyingkap pelan-pelan
sarungku sampai di bawah sedikit pinggulku.
Ketika Pak Jono mengurut pahaku sampai ke
selangkanganku, aku merintih dengan suara
pelan-pelan takut kedengaran suamiku. Pak Jono
pun terasa meningkat rangsangannya terasa dari
sentuhan tangannya yang kadang-kadang
mengurut sambil mengelus dan meremas
pahaku apalagi ketika sampai di selangkanganku.
Semakin timbul sensasi yang luar biasa ketika
Pak Jono membuka kain sarungku di bagian atas
pinggulku dan memelorotin cdku sedikit ke
bawah. Kini ia mulai mengurut sambil meremas-
remas pinggulku, dan rangsanganku semakin
tinggi, aku merintih dengan suara pelan. Dan Pak
Jono tahu kalau merangsang, aku juga tahu
kalau Pak jono juga merangsang.
Aku berkata dalam hatiku: sebelum aku diurut
dalam posisi terlentang, aku akan pamit sama
Pak Jono untuk buang air kecil sambil aku ingin
melihat apakah suami sudak tertidur atau belum.
Ketika Pak Jono menyuruhku terlentang, aku
berkata kepadanya: “Aku mau ke kamar mandi
dulu untuk buang air kecil.”
Ketika keluar kamar aku lihat suamiku tertidur
pulas mungkin karena lelah seharian dan habis
diurut.
Di kamar mandi aku berkata dalam hati. Kalau
nanti sarungku disingkap sampai ke
selangkanganku dalam posisi terlentang, pasti
Pak Jono akan melihat bulu jembutku. Ia akan
semakin merangsang. Aku menginginkannya
meraba vaginaku dan memasukkan jarinya ke
lobang vaginaku.
Setelah masuk ke kamar, aku bilang bahwa
suamiku tertidur lelap. Ketika mendengar kataku
Pak Jono semakin bersemangat.
Kini aku terlentang di hadapan Pak Jono. Dan Pak
Jono tidak was-was lagi ia membuka sarungku
sampai ke selangkanganku. Aku memenjamkan
mata sambil menggigit bibirku.
Kini Pak Jono tidak memijat lagi tetapi ia
mengelus-elus dan meremas-rema pahaku
dengan gemesnya. Kini ia melihat bulu jembutku
dan mengelus-elus bibir vaginaku, dan semakin
tidak tahan rasanya aku ingin memegang
barangnya Pak Jono sambil penasaran tapi malu.
Pak Jono semakin berani menusukkan jarinya ke
lobang vaginaku yang sudah membasah dengan
ledir.
Aku mulai memberanikan diri meraba
selangkangan Pak Jono. Dan Pak Jono membuka
resleting celananya. Sambil aku melirik ke
selangkangannya, Pak Jono mengeluarkan
rudalnya. Aku terkejut astaga besar dan panjang
sekali. Warnanya kehitam-hitaman, nampak
urat-uratnya mengeras, dan kepala rudal jauh
lebih besar lagi dari batangnya. Aku
menggenggamnya tapi genggamanku tidak
muat saking besar.
Sambil mengelus-elusnya, aku bayangkan kalau
rudal yang kepalanya sangat besar ini
dimasukkan ke lobangku. Apakah tidak robek
lobang vaginaku dan jebol lobang rahimku.
Sensasiku semakin meningkat. Perasaanku
bercampur ingin menikmati dan takut robek dan
jebol.
Pak Jono kini semakin ganas mengocok lobang
vaginaku dengan jarinya, dan aku sangat ingin
ditindihi dan disetubuhi tapi takut kalau suami
bangun kalau mendengar jeritanku. Sambil
mengocok Pak Jono menciumi pipiku. Pelan-
pelan ia lalu mengecup bibirku, semakin lama ia
semakin ganas mencipoki, aku pun terangsang
berat.
Kemudian ia memelukku dan menindihku sambil
berusaha menyingkap sela-sela samping CD-ku
untuk memasukkan rudalnya, tapi tidak berhasil
masuk. Kemudian ia menekan lagi.
“Aduh…” jeritku sambil menggigit bibirku tidak
tahan.
Tekanan kedua kalinya ini tidak berhasil
memasukkan rudalnya ke lobang vaginaku.
Kemudian ia menekan lagi dengan tenaga yang
super keras dan hampir masuk, tapi terdengar
suara suamiku mengegok. Pak Jono dan aku
pun kaget terbangun dan menutupkan sarungku
ke seluruh tubuh. Dan aku mengakhiri pijetan.
Kemudian aku membangunkan suamiku. Pak
Jono pun pamit pulang karena memang sudah
larut malam. Kemudian aku mengajak suami
masuk kamar, aku sudah tidak tahan. Barang
suami juga mengeras tidak seperti biasanya. Kini
aku menyalurkan rangsanganku dengan suami
sambil membayangkan disetubuhi Pak Jono.
Malam itu aku benar-benar merasakan puncak
orgasme yang luar biasa tidak seperti biasanya,
juga suamiku.
“Ma… Malam ini tidak seperti biasanya. Urutan
Pak Jono memang luar biasa membuat kita
benar-benar mencapai puncak kenikmatan yang
luar biasa. Kita minggu depan urut lagi ya, Ma…”
kata suamiku.
Hari-hari aku hidup dalam bayangan: Kalau
malam minggu depan suamiku tidak ada di
rumah, aku akan menyiapkan minyak pelumas
agar dioleskan ke lobang vaginaku. Aku
membayangkan barang Pak Jono yang besar
dimasukkan sambil melelukku, menyepokiku
dan menggenjotku. Membayangkannya saja
sangat nikmat apalagi benar-benar dimasukkan.
Sambil rasa khawatir kalau lobangku nanti robek
dan lobang rahimku jebol.
Kini malam minggu datang, hatiku berdebar-
debar membayangkan sesuatu yang besar dan
panjang, membayangkan lobang vaginaku
membengkak lebar, dan lobang rahim diterobos
barang besar. Pak Jono datang memakan
pakaian yang serasi nampak sangat gagah dan
manis. Ketika suami ngobrol dengan Pak Jono
telpon berdering. Ternyata teman suamiku
mengajak ke luar kota untuk mengurus
bisnisnya.
“Ya nanti setelah dipijet,” jawab suamiku.
Malam ini aku semakin yakin bahwa aku akan
disetubuhi dengan Pak Jono.
“Ma… saya nanti setelah diurut akan pergi ke luar
kota,” kata suamiku padaku.
“Jadi, saya tidak usah dipijat, habis tidak ada
Mas.”
“Tidak apa-apa pijet saja, Pak Jono orangnya
baik, aku sudah percaya kok.”
Mendengar pernyataan suamiku, hatiku girang
karena sebentar lagi pasti aku disetubuhi oleh Pak
Jono yang berhari-hari aku membayangkannya.
Setelah suamiku selesai diurut ia mandi. Dan Aku
bilang pada Pak Jono, “Tunggu dulu ya pak,
minum-minum dulu kopinya. Aku mau
menyiapkan pakaian bapak untuk ke luar kota.”
Setelah suamiku menyiapkan semua yang akan
dibawa ke luar kota, ia pamit ke Pak Jono. Aku
mengantarkan sampai pintu gerbang.
Begitu Bapak berangkat hujan turun rintik-ritik.
Aku masuk ke ruang tamu dan bilang sama Pak
Jono, “Tunggu dulu ya pak, aku pakaian dulu.”
Aku memakai sarung dan kaos… dan sengaja
aku tidak memakai BH dan celana dalam.
Begitu aku keluar, sorotan mata Pak Jono
menatap payudaraku, aku tersenyum. Aku
duduk di kursi sebentar. Aku bayangkan bahwa
Pak jono duda selama 4 bulan, berarti ia tidak
berhubungan selama 4 bulan. Aku yakin ia tidak
jajan sembarangan. Aku begitu yakin malam ini
aku akan digenjot berkali-kali dan berjam-jam.
Memang aku ingin sekali berhubungan badan
sepuas-puasnya.
Sekarang aku memilih kamar untuk urut di
bagian belakang, agar jeritanku yang keras nanti
tidak terdengar oleh siapapun. Aku mengajak
Pak Jono ke kamar belakang, dan hujan turun
cukup deras sehingga cuaca dingin
mengantarkan impianku, dan tidak akan
terdengar suara apa pun kecuali jeritanku, bunyi
cipokan yang mengganas, dan bunyi lobang
vaginaku yang digenjot oleh kepala rudal besar
dan tenaga yang super keras.
Kini aku beduaan yang sama mengharapkan
kepuasan seksual dengan sepuas-puasnya. Pak
Jono membuka kain sarungku dan tinggal kaos
yang menutupi payudaraku. Ia meremas-remas
pahaku. Aku mengelinjang-gelinjang. Kemudian
Pak Jono membuka celananya. Rudalnya tegang,
membesar dan memanjang. Uratnya mengeras
dan kepala rudalnya membesar sekali. Ia
menciumi pahaku terus ke bibir vaginaku. Aku
sudah tidak tahan karena mulai tadi sudah
merangsang karena membayangkan kenikmatan
yang sebentar lagi akan aku rasakan.
Ia membuka bajunya dan kaosku. Kini kami
berdua telanjang bulat. Hujan turun makin lebat,
jam menunjukkan 23.00. Ia meremas-remas
tetekku sambil mengocokkan jarinya ke lobang
vaginaku.
“Pak, masukkan… aku sudah tidak tahan.”
“Aku juga tidak tahan, aku sudah 4 bulan tidak
pernah berhubungan badan, aku ingin malam ini
benar-benar puas, mungkin aku main sampai
pagi,” timpal Pak Jono.
“Aku juga pak… Aku serahkan semua tubuhku
pada Pak Jono. Tapi, oleskan minyak pelumas
yang kusiapkan ini ke lobang vaginaku dan ke
rudal Bapak agar aku tidak merasakan sakit.”
Aku siapkan parfum dan minyak pelumas yang
harum.
“Bu… lobang Ibu kecil sekali,” katanya begitu ia
mengoleskan minyak pelumas dicampur dengan
ludahnya.
Kini Pak Jono mengangkangkan pahaku lebar-
lebar. Pelan-pelan ia menindihiku. Aduh rasanya
berat sekali. Ia arahkan rudal besar dan panjang
itu lobang vaginaku. Ia menekan, tapi tak berhasil
masuk. Kedua kalinya ia menekan lagi dan tidak
juga berhasil masuk, aku menjerit kesakitan.
“Pertama rasanya agak sakit, karena lobang ibu
kecil sekali, dan barang saya besar sekali, jauh
tidak ngimbang,” katanya merayuku.
Ketiga kalinya ia mengolesi lobangku dengan
minyak pelumas banyak sekali sampai meleleh
ke lobang anusku, ia campur air ludahnya. Ia
mengolesi juga rudalnya dicampur dengan
ludahnya, kemudian ia menekan rudal besar,
panjang, hitam dan keras sekali. Ia menekannya
dengan tenaga yang super keras, akhir masuklah
kepala rudal besar itu, dan aku pun menjerit
kesakitan.
Ia terdiam, menahan sejenak, sambil
menindihiku dan menciumiku, merayu dan
berbisik ke telingaku.
“Ditahan sakit dahulu ya, nanti Ibu akan
merasakan kenikmatan yang luar biasa.”
Aku mengangguk.
“Tahan ya, Bu, aku akan tekan lagi agar masuk
semua,” bisiknya lagi.
Ia menekannya dengan tenaga yang keras, aku
tidak tahan.
“Aduh.. sakit, Pak,” Jeritku tertahan sambil
menggigit bibir.
Akhirnya barang itu trot… bleees… masuk
semua. Rasanya rudal itu masuk menembus ke
lobang rahimku. Kini beralih dari rasa sakit ke
rasa nikmat yang luar biasa.
“Pak .. rasanya nikmat sekali.”
Semakin ganaslah Pak Jono menggenjotnya.
Nyaring sekali bunyi lobang vaginaku akibat
genjotan yang luar biasa. Nikmatnya luar biasa
terasa sampai ke ubun-ubun, aku menggigil,
meraung-raung kenikmatan.
“Aah… uuuh… uuh… aku… aku… mau mencapai
puncak, Pak…”
Pak Jono menekan keras-keras. Aku pun
mencapai puncak kenikmatan yang luar biasa
yang tidak pernah kurasakan sebelumnya. Pak
Jono sangat kuat dan bertahan lama, ia belum
mencapai orgasme. Aku sudah lemas, tapi
karena Pak Jono meremas-remas kembali
tetekku dan menjelati vaginaku, aku mulai
merangsang lagi.
Pak Jono menyuruhku nungging. Ia
menusukkan kembali rudalnya dan
mengocoknya dan menggenjot dari belakang,
bunyinya semakin keras, ceprok… ceprok..
ceprok… sambil ia mengelus-ngelus lobang
anusku. Ia ngambil minyak pelumas dan
dioleskan ke lobang anusku, jarinya ditusukkan
ke lobang anusku.
“Aduh… Pak!” jeritku.
Tapi ia pintar sekali menciptakan rangsangan
baru. Ia kocok lobang anusku pelan-pelang
dengan jarinya, lama-lama aku merasakan
nikmat.
“Enak.. Pak… Nikmat… Pak.”
Akhirnya Pak Jono menambahi minyak pelumas
ke lobang anusku, dan mencabut rudalnya dari
vaginaku, ia oles-oleskan kepala rudalnya ke
pintu anusku.
“Hangat rasanya, nikmat Pak, nikmat Pak.”
Kemudian menusukkan tepat ke lobang anusku
dan menekannya. Akhirnya barang besar itu
masuk juga. Cepret… prot… ia tekan pelan-pelan
hingga separuh penis itu. Ia mendorongku agar
aku tengkurep. Begitu tengkurep ia menindihku,
menekankan lagi sisa separuhnya. Aduh nikmat
sekali rasanya di anus. Sampai terasa ada cairan
muncrat dari dalam lobang anusku. Ia terus
mengocok dan menggejot semakin cepat, aku
merasakan nikmat sambil menahan genjotan.
Prot… prot… druuuuut. Semakin ganas ia
menggenjot sampai aku terkentut-kentut
dibuatnya. Akhirnya Pak Jono mencapai
puncaknya dan muncratlah pejunya memenuhi
lobang anusku.
Malam itu aku benar-benar merasakan
kenikmatan yang luar biasa. Aku disetubuhi oleh
Pak Jono sampai 4 kali hingga pagi.
Pak Jono guru olah raga yang humoris. Setelah
kejadian yang pertama itu aku masih sering ke
sekolahan tapi aku sering menghindar untuk
ketemu Pak Jono karena malu dengan kejadian
yang kualami itu, kecuali banyak teman-teman.
Pada suatu ketika aku duduk berjauhan dari
tempat olah raga, tapi aku melihat Pak Jono
memperhatikan aku dari kejauhan, dan waktu itu
kebetulan sepi tidak ada ibu-ibu yang lain. Pak
Jono memandangi aku, aduh .. aku rasanya
malu, kemudian ia duduk di sebelahku dan
bertanya.
“Bagaimana, Bu… Masih terasa sakit dan
nyelunya. Maafin aku ya, Bu..”
“Enggak kok udah enggak… Memang sehabis
berhubungan badan dengan Pak Jono itu terasa
lobang vaginaku terganjal oleh sesuatu sampai
dua hari,” jawabku sambil tersenyum malu.
Pernah suatu malam aku diajak nonton film BF
oleh suami, aku pura-pura menolaknya, tapi
suamiku memaksa dengan merayuku.
“Bagus kok filmnya dan agar kita nanti lebih
hangat lagi. Kebetulan film itu antara orang hitam
dan wanita Jepang.”
Ketika melihat kemaluan orang hitam aku
terbayang barang Pak Jono.
“Pa.. besar dan panjang sekali anunya… sampai
perempuannya menggeliat-geliat, menggigit
bibir, dan ngerinti-rintih, sakit kali ya, Pa ..”
bisikku pada suamiku.
“Tidak justeru itu ia merasakan puncak
kenikmatan.”
“Kalau punya Papa… seperti itu asyik ya, Ma ..”
bisik suamiku.
“Ah, mana mungkin. Papa kan orangnya kecil
dan pendek, sedangkan dia tinggi besar.”
Suamiku berbisik lagi sambil meraba barangku:
“Mungkin punya Pak Jono seperti itu ya, Ma..”
“Enggak tahu ya, Pa.. Kok Papa bilang begitu?”
jawabku dengan perasaan terangsang.
“Ya soalnya dia pernah cerita pada saya.”
“Apa ceritanya, Pa ..?”
“Dia kalau berhubungan badan dengan isterinya,
sebelum ia cerai, isterinya sampai sambat-
sambat. Padahal isterinya juga tinggi besar,
bagaimana kalau isterinya kecil seperti kamu?”
“Papa… kok isterinya Pak Jono dibandingin ke
Mama..” sambil kuremas barangnya dengan
gemes.
“Orang hitam itu kuat dan ganas mainnya, lihat
tu Ma..”
“Papa…” aku jadi merangsang suamiku.
Kemudian filmnya dihentikan kami main dengan
sangat hot sekali, tapi tidak se-hot waktu main
dengan Pak Jono.
Besok harinya aku semakin ingin dipijet lagi oleh
Pak jono. Aku terbayang terus, setelah nonton
adegan orang hitam dengan perempuan Jepang
di film itu. Malam minggu kurang tiga hari.
Pikiranku membayangkan apa yang akan terjadi
pada malam minggu nanti setelah aku dipijet
oleh Pak Jono.
Aku masih terbayang ketika barang Pak Jono
yang besar, panjang dan keras itu mulai
memasuki pintu kemaluanku. Aku rasanya mau
menjerit karena bercampur antara sangat nyilu
dan nikmat dan hangat. Aku masih terbayang
waktu ia mengecup bibirku dengan gemes
sambil mengayunkan barangnya ke lobang
kenikmatanku dengan diiringi bunyi ceplak..
ceplok.. srook… Belum hilang dari bayanganku
barang yang kepala lebih dari batang bagian
tengah dan pangkalnya itu ketika dicabut dari
lobang vaginaku berbunyi trooot.. ceplok…
Apalagi waktu barangnya dimasukkan lobang
anusku yang awalnya terasa sakit lalu dengan
pandainya permainan Pak Jono rasa sakit itu rasa
nikmat yang sulit kubayangkan.
Kini tibalah malam minggu, malam yang
kunanti-nantikan. Suamiku, sebagaimana
biasanya, mempersilakan Pak Jono masuk.
Sebelum memulai memijet, Pak Jono ngobrol
dulu dengan suamiku. Sementara itu aku
membuatkan kopi untuk mereka berdua.
Tak lama kemudian suamiku mulai diurut.
Sedang enak-enaknya diurut, tiba-tiba ada telpon
dari Bosnya. Aku pun memanggil suamiku.
Setelah berbicara di telepon beberapa lama
dengan bosnya, ia berkata padaku bahwa ia
diajak ke luar kota untuk urusan bisnis. Lalu ia
memberiku uang agar diberikan ke Pak Jono
nanti setelah aku selesai diurut.
Dalam hati sebetulnya aku merasa sangat
terangsang. Pikiranku membayangkan bahwa
aku dan Pak Jono sebentar lagi akan melakukan
sesuatu yang kenikmatannya sulit aku
bayangkan.
Setelah selesai diurut, suamiku mandi,
sementara aku mempersiapkan pakaian
untuknya. Aku mengantarkan suamiku sampai
di pintu melepas keberangkatannya. Setelah itu
aku menutup dan mengunci pintu.
“Sebentar ya Pak, teruskan dulu minum kopinya,
aku mau ganti baju,” kataku pada Pak Jono.
Aku memakai sarung dan kaos yang tipis, tanpa
memakai CD dan BH, karena aku
membayangkan sebentar lagi aku akan
melakukan hubungan badan yang luar biasa.
“Gaya apa saja malam ini yang akan dilakukan
oleh Pak Jono terhadapku?” tanyaku dalam hati
sambil berganti pakaian. Kusemprotkan parfum
yang istimewa ke tubuhku.
Aku keluar dari kamar utamaku kemudian duduk
dulu di ruang tamu bersama Pak Jono. Pak Jono
tersenyum. Aku pun membalas senyumannya
dengan memberi isyarat yang ia pahami
maksudnya.
Kemudian Pak Jono mengajakku ke kamar
tempat urut biasanya. Sepertinya Pak Jono
sudah tidak sabar lagi. Aku mulai tengkurep. Pak
Jono tidak mengurutku seperti biasanya karena
nafsunya yang sudah sangat menggelora.
Ia menyingkap sarungku sampai ke panggulku.
Ia mengelus-elus pahaku dan meremas-remas
pinggulku. Ia ciumi pahaku dan pinggulku. Aku
kini sudah tak berdaya karena lama aku
menyimpan nafsu birahi.
“Pak .. malam ini aku ingin benar-benar puas,
seperti puasnya perempuan Jepang yang digauli
oleh orang hitam di dalam film BF,” rintihku.
Pak Jono dengan nafsu yang menyala-nyala dan
ganas bertanya kepadaku.
“Ibu nonton film BF? Bagaimana ceritanya?”
“Laki-lakinya seperti Pak Jono, barangnya sangat
besar dan panjang. Ia dengan ganasnya
mengocok perempuan Jepang sampai berkali-
kali. Ia merintih-rintih, lalu ia tergeletak lemas
dengan memperoleh kepuasan yang luar biasa.
Pak Jono.. Aku juga malam ini ingin seperti
perempuan Jepang itu.”
Kemudian Pak Jono membalikkan tubuhku. Kini
aku terlentang, dan Pak Jono dengan mudah
membuka sarung. Memang aku sebelumnya
tidak memakai CD. Ia mengangkangkan kedua
kakikuku, lalu ia menciumi kemaluanku sambil
meludahi lobangnya dan meremas-remas
payudaraku. Kini aku tak kuasa lagi menahan
nafsuku, rasanya ingin meledak.
Pak Jono membuka baju kaosnya dan celana
dan CD-nya. Barang Pak Jono luar biasa tegak
dan keras, besar dan panjang. Kemudian ia
membuka kaosku. Kini kami berdua telanjang
bulat dengan sinar yang cukup terang. Sehingga
nampak jelas urat-urat kemaluan Pak Jono yang
siap menerjang lobang kemaluanku.
Pak Jono merebahkan tubuhnya kemudian
memelukku dengan gemes dan mengecup
bibirku sambil menggigit-gigitnya, sementara
penisnya dijepitkan ke antara kedua pahaku.
Terasa hangat di pangkal kedua pahaku sambil
barangnya bergerak-gerak. Kini Pak Jono sudah
tidak sabar lagi, akupun juga. Pak Jono
menindihku.
“Aduh… Pak… berat sekali badan Bapak,” kataku
terengah-engah di bawah himpitan tubuhnya.
Pak Jono mengangkangkan pahaku seperti V. Ia
meludahi lobangku dan barangnya agar licin
dimasukkannya.
Begitu banyak Pak Jono meludahi lobangku
sampai meleleh ke pintu lobang anusku. Pak
Jono mengarahkan barangnya yang sangat
besar, panjang dan keras itu ke lobang vaginaku
yang kecil tapi montok. Ia menekannya tapi
pertama dan kedua kali tidak berhasil Masuk.
“Aduh.. Pak.. Pelan-pelan, Pak,” jeritku.
“Katanya ingin puas ngerasain keganasan
barangku?” Pak Jono berbisik dengan suara
terengah-engah.
“Nanti, Pak.. kalau sudah masuk semua.
Sekarang pelan-pelan dulu.”
Ketika ia menekan kembali, akhirnya penisnya
berhasil menerobos lobang kenikmatanku.
Croook… Trooot… Bleees… Kemudian ia
menindihiku. Kini tubuh tinggi, besar dan kekar
itu menindihi diriku yang kecil mungil. Ia mulai
menggenjotku. Mula-mula ia mengayunkan
pinggulnya pelan-pelan. Makin lama makin keras
dan ganas, sambil menekan. Ketika ia dengan
ganasnya menekan penisnya sampai rasanya
nyelu dan ngenyut, sambil memelukku dengan
gemes dan ganas.
“Aduh.. Pak!” aku berteriak kecil.
Ia terus menggenjotku dengan tenaga yang kuat
dan kerasa sampai aku terkentut karena
menahan genjotannya. Memang nikmat sekali,
nikmat yang luar biasa. Kemudian aku
menggelinjang sambil merintih dan menjerit.
Sroot… Aku memcapai puncak kenikmatan. Dan
Pak Jono kuat sekali, ia belum juga orgasme.
“Udah dulu, Pak…” kataku dengan suaraku
terengah-engah.
“Ibu tengkurep. Aku ingin masuk ke lobang
belakang. Aku akan keluarkan spermaku di
lobang belakangmu,” bisiknya padaku.
Aku mulai tengkurep, dan Pak Jono mulai
menindihku. Ia meludahi lobang anusku sambil
menusukkan jarinya. Aduh rasanya… Kemudian
ia menusukkan rudalnya ke lobang anusku.
Setelah empat kali tekan baru bisa masuk. Ia
menggenjot dengan ganasnya. Makin lama
makin keras kocokan dan genjotannya, lalu
muncratlah air hangat ke dalam lobang anusku.
Aduh… nikmat lagi walaupun baru saja aku
mencapai orgasme.


Adult | GO HOME | Exit
1/1654
U-ON

inc Powered by Xtgem.com